Jika kita berpikir tentang lingkungan, mana yang akan kalian pilih???
Itu merupakan sebuah pilihan yang kompleks, tetapi manusia selalu mencari solusi yang sederhana. Eko material adalah sesuatu yang sangat kompleks dari alam. Ketika kita akan membuat keputusan kita akan bersandar pada kerangka intuitif. Kerangka intuitif tersebut tidak lain adalah Environmental Folklore.
Environmental Folklore adalah suara kecil yang terngiang di kepala atau perasaan puas ketika kamu melakukan sesuatu yang benar.. Environmental Folklore membuat kita berpikir untuk memilih barang yang benar misalnya memilih paper bag atau mobil dengan bahan irit. Environmental Folklore bergantung pada pengalaman-pengalaman kita atau sesuatu yang kita dengan dari orang lain, tetapi bukan dari kerangka ilmiah.
Lalu apa yang harus kita lakukan????
Kita harus melakukan sesuatu yang lebih tetapi mudah. Kita harus menemukan cara-cara yang inovatif
Untuk melihat tentang bagaimana dampak terhadap apa yang kita lakukan, kita harus melihat dari keseluruhan prosesnya. Pertama kita lihat dari proses bahan mentah, proses pabrik, proses kemasan, dan transportasi, pemakaian produk, dan pasca pemakaian.
Ketika sesuatu dari alam kembali ke alam, berarti terjadi proses yang normal. Tetapi tidak semua hasil pemakaian kembali ke alam, tetapi bisa juga berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPA sangat berbeda dengan alam. TPA bersifat anaerobik sehingga tidak memiliki oksigen. Di tempat tersebut terdapat gas metana yang berkontribusi pada perubahan iklim.
Sampah makanan adalah masalah lainnya. 40% makanan terbuang di Amerika Serikat. Jumlahnya sama dengan setengah dari makanan yang diproduksi di seluruh dunia yang diperkirakan sekitar 1.5 miliar ton. Penyebab utama sampah makanan adalah lemari es. Lemari es memiliki laci sayuran di mana orang berpikir bahwa sayur akan bertahan lama ketika ditempatkan di sana. Pada kenyataannya, itu hanyalah sebuah laci biasa. Hal itu mengakitankan sayur-sayuran yang disimpan di dalamnya menjadi lembab. Yang harus kita lakukan adalah menjadikan masalah tersebut sebagai dasar untuk mencari solusi yang inovatif dan berdesain elegan.
Masalah serupa datang dari pemanas air. 65% dari peminum teh di UK mengakui bahwa mereka terlalu banyak mengisi pemanas air mereka. Sekilas hal ini memang nampak biasa saja. Namun harus kita akui bahwa untuk memanaskan air, diperlukan energi yang tidak sedikit. Energi yang terbuang untuk memanaskan air yang sisa dapat menerangi seluruh lampu jalanan di Inggris semalaman penuh.
Pada intinya jika kita ingin memilih sesuatu, jangan berpikir dengan sangat sederhana bahwa paper bag lebih ramah lingkungan karena dapat didaur ulang. Teteapi pikirkan juga tentang jumlah yang harus dipakai. Perlu diketahui bahwa paper bag memerlukan bahan 10x lebih banyak dibandingkan plastic bag dengan ukuran yang persis sama.