COMPANY Case
Starbucks: Just Who Is the Starbucks Customer?
1. Dengan menggunakan spektrum dari variabel segmentasi,
jelaskan bagaimana Starbucks awalnya mensegmentasi dan menargetkan pasar kopi?
Jawaban:
Pada umumnya perusahaan harus menentukan segmentasi pasarnya, agar dapat
lebih berkembang. Strabuck melakukan beberapa jenis segmentasi diantaranya
adalah segmentasi demografi, psikografi dan geografi. Berikut merupakan contoh
untuk masing-masing segmentasi yang telah di tentukan:
1.
Segi Psikografi.
Apabila dilihat
dari segi psikografinya starbuck lebih memilih pelanggan dari kalangan atas,
lebih berpendidikan dan lebih profesional dari rata-rata penduduk yang ada di
Amerika.
2.
Segi Demografi
Berdasarkan segi
demografi Starbuck menargetkan pelanggan dengan rentang usia 22 hingga 44
tahun, khususnya perempuan.
3.
Segemntasi Geografi
Berdasarkan dari
segi geografinya Startbuck ingin membangun sebanyak 10.000 toko. Namun pada
kenyataannya perusahaan Schultz berhasil membangung 17.000 toko yang tersebar
di puluhan negara dalam kurun waktu 20 tahun.
2. 2. Apa yang harus diubah terlebih dahulu? Apakah pelanggan
dari Starbuck ataukah pengalaman tentang Starbuck? Jelaskan tanggapan anda
dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penargetan pasar
Jawaban
Yang harus diubah terlebih dahulu adalah pengalaman dari Starbuck. Hal ini
bertujuan agar lebih menampilkan keunggulan dari produk yang ditawarkan oleh
Starbuck. Apabila lebih mementingkan perubahan pelanggan, maka Starbuck tidak
mampu mempertahankan ciri khasnya. Semakin banyak toko yang ada di negara lain,
maka semakin besar pula usaha Starbuck untuk selalu menjaga cita rasa dari kopi
yang diinginkan ataupun dibutuhkan oleh pelanggan. Adanya cita rasa yang khas,
membuat segmentasi pasar dari Starbuck akan lebih berkembang, munkgin ada
beberapa pelanggan baru yang tidak berasal dari kalangan atas ataupun yang
berpendidikan/
3.
3. erdasarkan variabel segmentasi, bagaimana segmentasi dan
target pasar kopi Starbucks saat ini?
Jawaban:
Segmentasi pasar Starbucks saat ini adalah:
a.
Segi Geografi.
Segmentasi ini
meliputi kota, lingkungan dan kode pos
b.
Segi Psikografi
Segmentasi ini
meliputi gaya hidup, kepribadian serta nilai-nilai tertentu
c.
Segi Demografi
Segmen ini
meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan serta pendapatan.
4. 4. Akankah Starbucks pernah kembali ke pertumbuhan
pendapatan dan keuntungan yang seperti dahulu? Mengapa?
Jawaban:
Ya, karena dapat dilihat dari segmentasi pasar yang ditargetkan. Adanya
penargetan segmen pasar yang baru tentunya dapat meningkatkan pengalaman dari
Starbucks. Hal ini bertujuan untuk selalu mempertahakan cita rasa yang
ditawarkan kepada pelanggan yang lama, serta terus mendapatkan pelanggan yang
baru yang berada di luar target pasar.
COMPANYCase Las Vegas: What’s Not
Happening in Vegas
1. 1. Mengingat semua perubahan yang terjadi dalam strategi branding
untuk Las Vegas selama bertahun-tahun ini, sudahkah merek Vegas memiliki arti
yang konsisten kepada konsumen? Apakah ini sebuah keuntungan atau kerugian bagi
kota itu ketika bergerak maju?
Jawaban:
Tentu saja ya, walaupun kenyataanya telah ada perubahan dari
waktu kewaktu, namun kota ini tidak pernah kehilangan jati diri dengan label
“Sin City”. Las Vegas merupakan sebuah nama yang kuat, selain itu pelanggan
juga memberukan respon yang baik terhadap produk ataupun proses pemasaran yang
diberikan.. Maka dari itu Las Vegas memposisikan pelanggannya berdasaran pada
sejarah kota ini serta branding stategy, yaitu
dengan memposisikannya sebagai pelanggan. Berikut adalah contoh stategi yang
digunakan:
a.
Nama Merek
Nama merek
merupakan salah satu gambaran yang di respon oleh pelanggan terhadap produk
yang ditawarkan. Contohnya saja yaitu Vegas dapat menggambarkan sebuah liburan
serta hiburan yang mewah yang dapat dinikmati oleh pelanggan/
b.
Positioning Merek
Mengaitkan
nama dengan beberapa manaat yang diinginkan dan pengalaman yang akan diterima
oleh pelanggan.
Pada saat kota Vegas menjadi sebuah kota yang maju,
tentunya memberikan keuntungan tersendiri. Vegas menawarkan produk dengan
menggunakan pengalaman keluarga. Hal ini bertujuan untuk menujukan core brand yang berbeda. Riset pemasaran
juga berhasil membuktikan bahwa pada saat terjadi krisis ekonomi Vegas mampu
bertahan hingga saat ini, itu merupakan salah satu keuntungan tersendiri
tentunya.
2. 2. Apa yang Las Vegas jual? Apa
yang sebenernya ingin
dibeli oleh pengunjung? Diskusikan pertanyaan-pertanyaan ini dalam core
benefit, actual product, dan augmented product level.
Jawaban:
a.
Core benefit
Sebenarnya
yang ditawarkan oleh Vegas adalah pengalaman yang sedikit gila, istirahat yang
mewah untuk sejenak beralih dari rutinitas yang dijalani.
b.
Actual
product
Apabila
dilihat dari sisi actual product, maka
yang dijual oleh Vegas adalah nama merek, tingkat kualitas, kemasan, desain, fitur.
Vegas dirancang untuk memberikan perasaan yang mewah dan glamor. Vegas juga akan memberikan pelayanan terbaik, sehingga
pelanggan dapat merasakan pengalaman penuh. Disisi lain hotel yang disediakan
bukanlah sekedar hotel dimana di dalamnya terdapat kasino, kolam renang,
restoran, ballroom, tempat belanja
dan acara hiburan.
c.
Augmented product
level
Jika
dilihat dari sisi augmented product
level. Vegas
menawarkan pengiriman dan kredit, dukungan produk dan layanan purna jual.
Setiap bagian yang ada di hotel turut berkontribusi kepada pelanggan dengan
memberikan garansi layanan penuh, sehingga menyebabkan pelanggan ingin kembali
berkunjung.
3.
3. Akankah upaya yang dilakukan LVCVA terus bekerja?
Mengapa?
Jawaban:
Tentu saja iya, dikarenakan LVCVA sudah banyak
menghabiskan berbagai macam merek dan membangun refrensi. Pada kenyataannya
iklan tidak banyak berpengaruh, dikarenakan pengalaman pelangganlah yang lebih
memberikan dampak. Akhirnya LVCVA sadar bahwa kedepannya mereka harus membangun
perasaan pelangan, sehingga setiap pengunjung yang pergi ke Vegas akan
mendapatkan pengalaman yang berkesan dan dapat melupakan kepenatan sehari-hari.
4.
4. Rekomendasi apa yang akan Anda buat untuk manajer LVCVA
bagi masa depan Las Vegas?
Jawaban:
Rekomendasi yang dapat saya berikan adalah berusaha
selalu menumbuhkan LVCVA. Hal ini bertujuan agar Vegas mampu menjaga nama yang
telah dikelola dengan baik. Berikut merupakan beberapa langkah yang dapat ia
lakukan:
a.
Setiap
orang yang berada di perusahaan harus selalu menghidupkan brand, dengan lebih berfokus pada pelanggan sebagai subjeknya.
b.
Mengaudit
setiap kekuatan atupun kelemahan merek yang unggul dalam memberikan nilai
ataupun manfaat yang berarti bagi setiap pelanggan. Contohnya dengan
memposisikan merek terhadap pelanggan dengan memposisikan merek yang mengacu
pada konsumen yang mendukung.
COMPANYCase
Samsung: From Gallop to Run
1.
1. Bagaimana Samsung bisa beralih
dari copycat brand menuju ke product leader?
Jawaban
Sebelum perusahaan yang memproduksi elektronik
murah berhenti, Samsung muncul sebagai sebuah premier maker dari sebuah design-oriented
elektronik. Pada tahun 1990-an, Samsung memiliki pemimpin yang baru yaitu CEO
Lee Kun Hee, dimana Samsung mengubah visi perusahaannya. Perubahan visi ini
bertujuan untuk menyaingi produk Sony, yang pada saat itu mampu menguasai
industri elektronik. Perusahaan Samsung memperkerjakan banyak desainer baru
yang mampu menghasilkan produk yang jauh lebih inovatif dan stylish. Produk
tersebut mulai diminati oleh konsumen yang berada di seluruh dunia. Samsung
mulai memasarkan produknya di berbagai toko elektronik, tidak hanya pada
departement store yang mengandalkan diskon untuk meningkatkan citranya. Hanya
dengan beberapa tahun Samsung mampu menjadi pemimpin dalam bidang industri
elektronik.
2.
2. Apakah proses pengembangan produk pelanggan
Samsung memiliki tipe cutomer centered, team based, atau
sistematis?
Jawaban:
1.
Proses
pengembangan produk yang dilakukan oleh Samsung mewakili ketiga kategori di
atas, namun yang paling tepat adalah kategori customer centered. Dimana
kategori ini membahas tentang
keinginan serta kebutuhan dari konsumen yang berfokus pada penciptaan produk
yang menarik minat pelanggan. Samsung mengabdikan dirinya untuk menciptakan
produk baru yang luar biasa ketika dilakukan test marketed. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan
pelanggan menjadi juri pada awal produk ini.
2.
Tipe
sistematis, dimana Samsung lebih berfokus pada pengumpulan serta pengevaluasian
ide-ide untuk produk baru dari seluruh stakeholder, dengan tujuan mengembangkan
teknologi.
3. Berdasarkan
pada team based, dimana departemen-departemen
yang berbeda mengembangkan produk dari awal hingga akhir. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan efektifitas dan konsep-konsep baru di pasaran.
3. 3. Berdasarkan PLC, apakah
tantangan yang dihadapi Samsung dalam mengelola produknya yang high-tech?
Jawaban:
Pemakaian barang elektronik memiliki jangka waktu
yang relatif singkat. Samsung berpegang teguh pada sebuah filosofi cinta dimana
memiliki arti “Kuda itu tidak ada hentinya”, hal ini bertujuan untuk terus
mengimbangi perkembangan teknologi yang relatif pesat. Selain itu perusahaan
juga melakukan investasi terhadap capital expenditure dan RnD, dengan tujuan untuk
meneliti serta dapat mengembangkan konsep yang baru secepat mungkin, serta
menentukan prospek terbaik untuk menjadi sukses dan mendapatkan pasar produk
secepat munkgin. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan siklus
hidup yang pendek dari produk elektronik dan dengan demikian mampi mengumpulkan
pendapatan maksimal dari produk yang sukses.
4. 4. Akankah Samsung mencapai tujuan pasarnya saat
itu tidak mendominasi, seperti smartphone?
Mengapa?
Apabila dilihat dari kondisi pasar yang kurang
menonjol Samsung berpotensi untuk meningkatkan panga pasar. Peningkatan ini
didasari oleh pemikiran inovatif serta perencanaan organisasi. Saat ini Samsung
berencana untuk merilis komputer tabler dan appstore
( seperti yang dimiliki oleh Apple) yang akan memberikan kontrol perusahaan
terhadap aplikasi yang bertujuan untuk menambah pendapatan. Pendapatan ini
didapatkan dari iklan yang terkait dengan aplikasi tersebut. Aplikasi sendiri
telah diidentifikasi oleh pihak Samsung sebagai iklan utama untuk semakin maju.
Samsung lebih, bersaing melalui posel pintar dalam keahlian dalam teknologi
layar lebar yang memungkinkan adanya integrasi user-friendly. Dimana dapat mengaplikasikan hubungan ponsel
pintar dan layar TV untuk menciptakan pengalaman konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar