Rabu, 23 November 2016

Excersise Sustainable

Exercise 4.1: Energy and CO2 Balance of a Gold Ring
Asumsi:
Ada seseorang yang akan menikah dan akan memesan cincin kawin, dimana cincin itu terbuat dari emas sebesar 6 gram. Cincin ini dipesan di Belanda seminggu sebelum hari penikahan, maka cincin ini harus dikirim ke California dengan jarak 10.000km. Proses pembuatan cincin ini membutuhkan daya listrik sebesar 2 kWh per kg emas. Apabila cincin dikubur tidak akan berpengaruh pada berat dari cincin tersebut. Isilah nilai pada tabel 4.14 dengan asumsi FU1 cincin dalam 1 perkawinan.
Hitung:
a.       Reference flow
b.      Energi yang tidak terbaur
c.       Emisi CO2 selama siklus hidup.

Jawaban:




Exercise 4.3: Hand-Dryer: Energy and CO2 Balance
Pertimbangkan skenario tentang hand-drying yang sudah dibahas pada bab 3, dengan menggunakan flow dan flowchart dari latihan 3.2 dan tabel 4.15 mengenai faktor emisi. Asumsikan bahwa energi manufaktur untuk kedua perangkat menyumbang kurang dari 1% dari total konsumsi energi siklus hidup dan emisi.
1.      Gunakan tabel 4.15 untuk memperkirakan energi utama yang digunakan dan emisi karbon yang dihasilkan oleh hand-drayer dengan mengisi tabel 4.16


2.      Hitunglah rasio dari emisi CO2 untuk energi primer yang tidak dapat diperbarui, pada setiap proses dan setiap jumlah seluruh proses. Hitung kembali apakah nilai-nilai yang diperoleh dari setiap rasio telah sesuai dengan gambar 4.2.



3.      Diasumsikan apabila kertas dibakar, maka akan menghasilkan energi sebesar 18MJ/kg pembakaran,  20% dari setiap bagian dapat digunakan kembali (seperti listrik). Oleh sebab itu hitunglah berapa banyak energi primer yang digunakan untuk menghindari besar jumlah kertas dibakar, gunakan ini untuk menghitung energy per FU ditabel.

 
4.      Scenario manakah yang dianggap paling baik untuk energi dan CO2. Pada  tahap apa dan yang mana merupakan komponen paling penting? Manakah yang jauh lebih baik hand-dryer ataukah paper towel?

Skenario:
·         Hand-dryer membutuhkan energi per FU sebesar 68508,056 dan menghasilkan emission per FU sebesar 3886,451.
·         Paper towel (landfill) membutuhkan energi per FU sebesar 35176,2224 dan menghasilkan emission per FU sebesar 1733,8328.
·         Paper towel (dibakar) membutuhkan energi per FU sebesar 27818,2146 dan menghasilkan emission per FU sebesar 1739,8929.
 Jadi dapat disimpulkan bahwa skenario terbaik untuk emisi adalah paper towel (landfill) sebesar 1733,8328 dan skenario energi terbaik adalah papper towel (bakar) sebesar 27818,2146. Life cycle stage yang paling penting adalah use, karena tidak hanya membutuhkan energi yang sedikit, tetapi juga menghasilkan emisi yang paling sedikit pula.
Exercise 4.4: Hand-Dryer: Input–Output Approach
Pertimbangkan skenario pengeringan tangan kembali, tetapi dengan menggunakan pendekatan LCA I/O. Asumsikan apabila biaya yang dibutuhkan konsumen untuk mengeringkan tangan adalah sebagai berikut:
a.       Paper towels: $0.01/paper towel; $25/plastic dispenser
b.      Electric hand-dryer: $0.01/kWh; $350/dryer
Gunakan data pada tabel 4.17 untuk mengukur energy yang digunakan dan emisi CO2 yang dihasilkan, lihat tabel 4.18 untuk setiap skanario. Transportasi untuk menuju konsumen tidak dianggap disini, tapi transportasi bahan baku masuk ke dalam biaya dan dampak dari masing-masing sector.



 TABEL PETUNJUK:





Company Case : Starbuck, Samsung, and Las Vegas

COMPANY Case Starbucks: Just Who Is the Starbucks Customer?

1. Dengan menggunakan spektrum dari variabel segmentasi, jelaskan bagaimana Starbucks awalnya mensegmentasi dan menargetkan pasar kopi?

Jawaban:
Pada umumnya perusahaan harus menentukan segmentasi pasarnya, agar dapat lebih berkembang. Strabuck melakukan beberapa jenis segmentasi diantaranya adalah segmentasi demografi, psikografi dan geografi. Berikut merupakan contoh untuk masing-masing segmentasi yang telah di tentukan:
1.      Segi Psikografi.
Apabila dilihat dari segi psikografinya starbuck lebih memilih pelanggan dari kalangan atas, lebih berpendidikan dan lebih profesional dari rata-rata penduduk yang ada di Amerika.
2.      Segi Demografi
Berdasarkan segi demografi Starbuck menargetkan pelanggan dengan rentang usia 22 hingga 44 tahun, khususnya perempuan.
3.      Segemntasi Geografi
Berdasarkan dari segi geografinya Startbuck ingin membangun sebanyak 10.000 toko. Namun pada kenyataannya perusahaan Schultz berhasil membangung 17.000 toko yang tersebar di puluhan negara dalam kurun waktu 20 tahun.

2.  2. Apa yang harus diubah terlebih dahulu? Apakah pelanggan dari Starbuck ataukah pengalaman tentang Starbuck? Jelaskan tanggapan anda dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penargetan pasar

Jawaban
Yang harus diubah terlebih dahulu adalah pengalaman dari Starbuck. Hal ini bertujuan agar lebih menampilkan keunggulan dari produk yang ditawarkan oleh Starbuck. Apabila lebih mementingkan perubahan pelanggan, maka Starbuck tidak mampu mempertahankan ciri khasnya. Semakin banyak toko yang ada di negara lain, maka semakin besar pula usaha Starbuck untuk selalu menjaga cita rasa dari kopi yang diinginkan ataupun dibutuhkan oleh pelanggan. Adanya cita rasa yang khas, membuat segmentasi pasar dari Starbuck akan lebih berkembang, munkgin ada beberapa pelanggan baru yang tidak berasal dari kalangan atas ataupun yang berpendidikan/

3.      3. erdasarkan variabel segmentasi, bagaimana segmentasi dan target pasar kopi Starbucks saat ini?

Jawaban:
Segmentasi pasar Starbucks saat ini adalah:
a.       Segi Geografi.
Segmentasi ini meliputi kota, lingkungan dan kode pos
b.      Segi Psikografi
Segmentasi ini meliputi gaya hidup, kepribadian serta nilai-nilai tertentu
c.       Segi Demografi
Segmen ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan serta pendapatan.

4.     4. Akankah Starbucks pernah kembali ke pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang seperti dahulu? Mengapa?
Jawaban:
Ya, karena dapat dilihat dari segmentasi pasar yang ditargetkan. Adanya penargetan segmen pasar yang baru tentunya dapat meningkatkan pengalaman dari Starbucks. Hal ini bertujuan untuk selalu mempertahakan cita rasa yang ditawarkan kepada pelanggan yang lama, serta terus mendapatkan pelanggan yang baru yang berada di luar target pasar.

COMPANYCase Las Vegas: What’s Not Happening in Vegas

1. 1. Mengingat semua perubahan yang terjadi dalam strategi branding untuk Las Vegas selama bertahun-tahun ini, sudahkah merek Vegas memiliki arti yang konsisten kepada konsumen? Apakah ini sebuah keuntungan atau kerugian bagi kota itu ketika bergerak maju?

Jawaban:
Tentu saja ya, walaupun kenyataanya telah ada perubahan dari waktu kewaktu, namun kota ini tidak pernah kehilangan jati diri dengan label “Sin City”. Las Vegas merupakan sebuah nama yang kuat, selain itu pelanggan juga memberukan respon yang baik terhadap produk ataupun proses pemasaran yang diberikan.. Maka dari itu Las Vegas memposisikan pelanggannya berdasaran pada sejarah kota ini serta branding stategy, yaitu dengan memposisikannya sebagai pelanggan. Berikut adalah contoh stategi yang digunakan:
a.       Nama Merek
Nama merek merupakan salah satu gambaran yang di respon oleh pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Contohnya saja yaitu Vegas dapat menggambarkan sebuah liburan serta hiburan yang mewah yang dapat dinikmati oleh pelanggan/
b.      Positioning Merek
Mengaitkan nama dengan beberapa manaat yang diinginkan dan pengalaman yang akan diterima oleh pelanggan.

Pada saat kota Vegas menjadi sebuah kota yang maju, tentunya memberikan keuntungan tersendiri. Vegas menawarkan produk dengan menggunakan pengalaman keluarga. Hal ini bertujuan untuk menujukan core brand yang berbeda. Riset pemasaran juga berhasil membuktikan bahwa pada saat terjadi krisis ekonomi Vegas mampu bertahan hingga saat ini, itu merupakan salah satu keuntungan tersendiri tentunya.

2.  2. Apa yang Las Vegas jual? Apa yang sebenernya ingin dibeli oleh pengunjung? Diskusikan pertanyaan-pertanyaan ini dalam core benefit, actual product, dan augmented product level.

Jawaban:
a.       Core benefit
Sebenarnya yang ditawarkan oleh Vegas adalah pengalaman yang sedikit gila, istirahat yang mewah untuk sejenak beralih dari rutinitas yang dijalani.
b.       Actual product
Apabila dilihat dari sisi actual product, maka yang dijual oleh Vegas adalah nama merek, tingkat kualitas, kemasan, desain, fitur. Vegas dirancang untuk memberikan perasaan yang mewah dan glamor. Vegas juga akan memberikan pelayanan terbaik, sehingga pelanggan dapat merasakan pengalaman penuh. Disisi lain hotel yang disediakan bukanlah sekedar hotel dimana di dalamnya terdapat kasino, kolam renang, restoran, ballroom, tempat belanja dan acara hiburan.
c.       Augmented product level
Jika dilihat dari sisi augmented product level. Vegas menawarkan pengiriman dan kredit, dukungan produk dan layanan purna jual. Setiap bagian yang ada di hotel turut berkontribusi kepada pelanggan dengan memberikan garansi layanan penuh, sehingga menyebabkan pelanggan ingin kembali berkunjung.

3.      3. Akankah upaya yang dilakukan LVCVA terus bekerja? Mengapa?

Jawaban:
Tentu saja iya, dikarenakan LVCVA sudah banyak menghabiskan berbagai macam merek dan membangun refrensi. Pada kenyataannya iklan tidak banyak berpengaruh, dikarenakan pengalaman pelangganlah yang lebih memberikan dampak. Akhirnya LVCVA sadar bahwa kedepannya mereka harus membangun perasaan pelangan, sehingga setiap pengunjung yang pergi ke Vegas akan mendapatkan pengalaman yang berkesan dan dapat melupakan kepenatan sehari-hari.

4.      4. Rekomendasi apa yang akan Anda buat untuk manajer LVCVA bagi masa depan Las Vegas?

Jawaban:
Rekomendasi yang dapat saya berikan adalah berusaha selalu menumbuhkan LVCVA. Hal ini bertujuan agar Vegas mampu menjaga nama yang telah dikelola dengan baik. Berikut merupakan beberapa langkah yang dapat ia lakukan:
a.       Setiap orang yang berada di perusahaan harus selalu menghidupkan brand, dengan lebih berfokus pada pelanggan sebagai subjeknya.
b.      Mengaudit setiap kekuatan atupun kelemahan merek yang unggul dalam memberikan nilai ataupun manfaat yang berarti bagi setiap pelanggan. Contohnya dengan memposisikan merek terhadap pelanggan dengan memposisikan merek yang mengacu pada konsumen yang mendukung.

COMPANYCase Samsung: From Gallop to Run

1.      1. Bagaimana Samsung bisa beralih dari copycat brand menuju ke product leader?

Jawaban
Sebelum perusahaan yang memproduksi elektronik murah berhenti, Samsung muncul sebagai sebuah premier maker dari sebuah design-oriented elektronik. Pada tahun 1990-an, Samsung memiliki pemimpin yang baru yaitu CEO Lee Kun Hee, dimana Samsung mengubah visi perusahaannya. Perubahan visi ini bertujuan untuk menyaingi produk Sony, yang pada saat itu mampu menguasai industri elektronik. Perusahaan Samsung memperkerjakan banyak desainer baru yang mampu menghasilkan produk yang jauh lebih inovatif dan stylish. Produk tersebut mulai diminati oleh konsumen yang berada di seluruh dunia. Samsung mulai memasarkan produknya di berbagai toko elektronik, tidak hanya pada departement store yang mengandalkan diskon untuk meningkatkan citranya. Hanya dengan beberapa tahun Samsung mampu menjadi pemimpin dalam bidang industri elektronik.

2.       2. Apakah proses pengembangan produk pelanggan Samsung memiliki tipe cutomer centered, team based, atau sistematis?

Jawaban:
1.      Proses pengembangan produk yang dilakukan oleh Samsung mewakili ketiga kategori di atas, namun yang paling tepat adalah kategori customer centered. Dimana kategori ini membahas tentang keinginan serta kebutuhan dari konsumen yang berfokus pada penciptaan produk yang menarik minat pelanggan. Samsung mengabdikan dirinya untuk menciptakan produk baru yang luar biasa ketika dilakukan test marketed. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan pelanggan menjadi juri pada awal produk ini.
2.      Tipe sistematis, dimana Samsung lebih berfokus pada pengumpulan serta pengevaluasian ide-ide untuk produk baru dari seluruh stakeholder, dengan tujuan mengembangkan teknologi. 
3. Berdasarkan pada team based, dimana departemen-departemen yang berbeda mengembangkan produk dari awal hingga akhir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan konsep-konsep baru di pasaran.

3.   3. Berdasarkan PLC, apakah tantangan yang dihadapi Samsung dalam mengelola produknya yang high-tech?

Jawaban:
Pemakaian barang elektronik memiliki jangka waktu yang relatif singkat. Samsung berpegang teguh pada sebuah filosofi cinta dimana memiliki arti “Kuda itu tidak ada hentinya”, hal ini bertujuan untuk terus mengimbangi perkembangan teknologi yang relatif pesat. Selain itu perusahaan juga melakukan investasi terhadap capital  expenditure dan RnD, dengan tujuan untuk meneliti serta dapat mengembangkan konsep yang baru secepat mungkin, serta menentukan prospek terbaik untuk menjadi sukses dan mendapatkan pasar produk secepat munkgin. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan siklus hidup yang pendek dari produk elektronik dan dengan demikian mampi mengumpulkan pendapatan maksimal dari produk yang sukses.

4.  4. Akankah Samsung mencapai tujuan pasarnya saat itu tidak mendominasi, seperti smartphone? Mengapa?

Apabila dilihat dari kondisi pasar yang kurang menonjol Samsung berpotensi untuk meningkatkan panga pasar. Peningkatan ini didasari oleh pemikiran inovatif serta perencanaan organisasi. Saat ini Samsung berencana untuk merilis komputer tabler dan appstore ( seperti yang dimiliki oleh Apple) yang akan memberikan kontrol perusahaan terhadap aplikasi yang bertujuan untuk menambah pendapatan. Pendapatan ini didapatkan dari iklan yang terkait dengan aplikasi tersebut. Aplikasi sendiri telah diidentifikasi oleh pihak Samsung sebagai iklan utama untuk semakin maju. Samsung lebih, bersaing melalui posel pintar dalam keahlian dalam teknologi layar lebar yang memungkinkan adanya integrasi user-friendly. Dimana dapat mengaplikasikan hubungan ponsel pintar dan layar TV untuk menciptakan pengalaman konsumen.