Investigating a
Conventional and Retrofit Power Plant on-Board a Roll-on/Roll-off Cargo Ship
from a Sustainability Perspective-A Lifecycle Assessment Case Study
J.Link-Chin
Goal
and scope
Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara lingkungan dengan perancangan
ulang pembangkit listrik kelautan pada kapal kargo Roro. Penelitian kali ini
akan membahas tentang pembangkit listrik dalam sebuah kapal. Dimana diusahakan
pembangkit listrik dapat mencakup kebutuhan untuk 10 dan 20 tahun ke depan.
Kebutuhan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga utama dan cadangan
ketika unit fungsionalnya adalah operasi tenaga yang lebih dari 30 tahun.
Pembangkit listrik yang ada diakses berdasarkan pada pendekatan sistem yang
sudah terintegrasi, dimana seluruh teknologi yang ada dimasukan dalam suatu
bagian dari batas sistem. Pengalokasian pada penelitian ini dihindari, karena
sistem produk yang ada melibatkan komponen dari jangka hidup yang berbeda.
Alokasi dapat dihindarkan dengan cara mengganti komponen yang ada. Siklus dari
peneitian ini melalui perpanjangan sistem yang meliputi pengambil alihan eneri
dan bahan mentah, pabrik, operasi dan pemeliharaan, pebongkaran dan akhir hidup
manajemen. Apabila diasumsikan bahwa jangka hidup dari pembangkit listrik
adalah selama 30 tahun, maka dampak lingkungan pada desain teknik dan instalasi
akan sangat signifikan, sebagaimana perlengkapan cadagan seperti bahan bakar,
kabel dan weselbor; tidak ada material
maupun alat yang hilang ataupun cacat dalam proses pabrik dan operasi; bahan
kimia yang dibutuhkan untuk proses pabrik dan perawatan akhir yang dapat
digunakan kemabli; bagain-bagian serta tali logam yang berada pada mesin dan
generator akan digunakan ulang (30%), didaur ulang (30%) dan dibuang ke
insenerasi
Inventory
dan Impact
Perancangan
ulang pembangkit listrik dari kargo roro membutuhkan beberapa komponen logam utama,
diantaranya adalah alumunium, tembaga, baja dan besi cor. LCI menunjukkan bahwa
mesin diesel, baling-baling, tiang dan penggerak yang memiliki berbagai macam
frekuensi merupakan pengguna utama dari komponen-komponen tersebut. Selain itu
proses pemabrikan juga melibatkan sebesar 2.7x104MJ dan 2.4x105MJ
untuk tungku pembakaran untuk bahan bakar berat dan ringan. Tidak hanya itu
proses pemabrikan juga menggunakan sebesar 3.3x105 MJ untuk energi
listrik dan 6.2x105 MJ untuk panas dari penguap gas. Pengkonsumsian
energi total berasal dari proses pemabrikan mesin-mesin diesel, baling-baling,
generator diesel, pengubah freksuensi dan sistem PV. Sisrtem PV dan pengubah
frekuensi merupakan 2 terbesar pengkonsumsian dari listrik total, yaitu sebar 37,6%
dan 19,2% secara berurutan. Selain material logam, ada beberapa material non-logam
dan bahan-bahan kimia yang digunakan yaitu kaca dan besi sulfat, heptahidrate.
Kaca dan besi sulfat, heptahidrate digunakan sebesar 2.0 x 104 kg
dan 1,4 x 103 kg, dari total yang ada hampir semuanya digunakan
untuk peroses pemabrikan dari pv dan sistem baterai yang ada di pabrik. Pembangkit
listrik yang ada menghabiskan sebesar 2,9x107kg HFO dan 2,3 x108
MDO yang dibakar dengan menggunakan mesin diesel, generator cadangan dan
pemanas secara berurutan akan melepaskan CO2, NOx, SO2
CO, Hidrokarbon dan PM. Tidak hanya itu ada beberapa sumber daya tambahan yang
digunakan untuk merawat kapal yaitu dengan mengganti oli yang digunakan sebagai
pelumas. Penggantian oli sangat berpengaruh terhadap performa optimal dari
pembangkit listrik. LCI menunjukkan bahwa batu bara merupakan sumber daya yang
paling banyak digunakan walaupun pada saat itu listrik menjadi sumber energi
yang popular dalam proses pembongkaran dan fase akhir. Emisi yang ada akan
dilepaskan ke ekosistem seperti udara, air bersih, air laut, tanah agrikultus
dan tanah industri. Emisi yang dilepaskan ke udara berupa logam berat, emisi
organik dan emisi non organik. Diesel merupakan salah satu sumber utama dari
emisi yang dihasilkan. Hasil dari emisi yang dihasilkan berupa emisi organik
maupun non organik pada udara sangat besar. PM, HC dan CO2 merupakan
sumber utama dari emisi yang dilepaskan, sedangkan untuk CO, NOx dan
SO2 merupakan sumber emisi non organic. Emisi non organic tidak
terlalu diperhatikan karena jumlahnya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
jumlah CO2 yang dilepaskan. Emisi yang dikeluarkan pada air bersih
tidak terlalu signifikan apabila dibandingkan dengan emisi pada udara. Emisi
pada udara 5x lebih besar apabila dibandingkan dengan emisi yang ada di laut.
Interpretasi
Untuk
mengerti implikasi lingkungan dari penelitian pembangkit listrik, sejumlah skenario
tambahan terus digali oleh pemegang peran di bidang kealuatan dan komunitas
LCA. Hasil yang di dapatkan akan dibandingnkan dengan skenario dasar yang telah
dihasilkan oleh LCI dan LCIA yang sebelumnya telah disebutkan. Hasil LCIA,
menunjukkan bahwa komponen-komponen baru yang tergabung dalam pembangkit
listrik yang baru bertanggung jawab terhadap individu, penipisan fosil abiotic
dan sumber bahan bakar fosil. Namun karena tidak ada analisis lebih lanjut
apakah komponen-komponen yang baru ini tidak memiliki dampak terhadap
lingkungan ataukah dapat mengurangi tanggungan lingkungan dari pembangkit
listrik pada pokoknya. Ketidak pastian ini membuat sebuah skenario baru yaitu skenario
yang berdasarkan pada “bisnis seperti biasa”, skenario ini merupakan sebuah
pendekatan sistem dengan mengintegerasikan antara tujuan dan cakupan penelitian
sehingga lebih konsisten. Skenario tersebut membuat LCI menunjukkan bahwa
sebelum fase operasional, kebutuhan komponen utama, non logam dan bahan kimia
tidak akan dikonsumsi. Apabila bahan tersebut tidak dikonsumsi sebelum fase
operasional, maka akan menyebabkan pengurangan penggunaan energi yang berasal
dari tungku, pemanas dan listrik operasional dapat berkurang. MDO akan
dikonsumsi selama tahap operasi kapal dengan demikian apabila pembangkit
listrik melanjutkan operasi tanpa adanya implementasi dalam perubahan yang baru
pada pembangkit, maka dapat diperkirakan akan lebih banyak melepaskan emisi.
LCI menunjukkan bahwa skenario “bisnis seperti biasa” menghasilkan lebih
sedikit emisi logam berat pada udara, anorganik dan emisi jangka panjang pada
air bersih. LCIA juga menunjukkan bahwa dampak yang terjadi pada lingkungan
lebih ringan dalam skenario “bisnis seperti biasa”. Namun untuk dampak yang
melipusi pemanasan global, toksisitas manusia, oksidasi, dll dapat dikurangi
berdasarkan pada perubahan yang dilakukan pada pembangkit seperti yang diajukan
pada kasus dasar pengimplementasian.
Kesimpulan
Penelitian
ini menerapkan LCA untuk mengetahui keterkaitan antara dampak lingkungan dari
sebuah pembangkit listrik pada kapal kargo Roro. Penelitian ini meliputienergi,
material, proses pemabrikan, operasi dan manajemen akhir. Penelitian ini
menunjukan bahwa sebagain besar dampak lingkungan secara signifikan berasal
dari pembangkit listrik pada fase pengerjaan dan fase akhir. Sekitar 85% dari
total dampak lingkungan disebabkan oleh mesin diesel, generator cadangan,
baling-baling, dan tiang. Dampak yang signifikan diidentifikasi dari penggunaan
sumber daya serta penyimpanan sebelum fase pengerjaan dalam menjalankan mesin
diesel, generator cadangan dan pembuangan kepingan logam pada akhir pengerjaan.
Penggabungan teknologi dapat memberi keuntungan terhadap lingkungan walaupun
tidak diindikasi oleh hasil LCIA secara langsung. Ketika proses pembaharuan
pembangkit lstrik kelautan digabungkan dengan teknologi semakin memberikan
keuntungan terhadap lingkungan karena harus menghindari dampak yang terjadi
terhadap lingkungan. Penelitin yang dilakukan pada artikel ini bertujuan untuk
menjembatani jarak ilmu masa yang ada sekarang dengan LCA untuk menyimpak
dampak lingkungna pada pembangkit listrik kapal muatan Roro dengan desain yang
baru. Sebagaimana banyak faktor yang memiliki dampak pada beban lingkungan dari
pembangkit listrik kelautan, penelitian masa depan juga harus diperpanjang
untuk mencakup berbagai macam kapal seperti kapal muatan, kapal penumpang,
pengangkut kendaraan, dll; profil operasional yang berbeda, seperti pengiriman
laut dangkal dan laut dalam; berbagai jenis desain yang baru memiliki
keuntungan untuk memunculkan teknologi, seperti layar, sistem daur ulang limbah
panas, pengaturan listrik. Pengaruh dari asumsi, dibuat dengan hubungan pada
masa hidup, desain teknis dan instalasi, perlengkapan cadangan, kerugian
material, malfungsi perlengkapan dan akhir hidup bahan-bahan kimia, harus diuji
pada penelitian mendatang untuk mengidentifikasi antara parameter ini dan hasil
LCIA, jika ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar